makanansehat.co.id - Selama ini, pengawet dipakai produsen makanan agar produk mereka tahan lama dan tak mudah busuk. Pengawetan makanan juga bisa meningkatkan kualitas produk makanan. Sebab, pengawet makanan mencegah pertumbuhan mikroorganisme pembusuk sehingga memperpanjang daya simpan.
Baca juga: Inilah Kandungan Gizi dalam Scallop
Namun, tidak semua pengawet aman digunakan. Bahkan, sebagian besar malah membahayakan tubuh. Pengawet bisa menyebabkan gangguan kesehatan jangka pendek seperti infeksi saluran pernapasan dan diare. Juga gangguan kesehatan jangka panjang macam kerusakan jantung dan ginjal. Pengawet makanan sebenarnya digolongkan menjadi dua jenis. Pertama, pengawet alami yang diperoleh dari bahan makanan sega. Kedua, pengawet sintetis yang merupakan hasil sintesis secara kimia.
Baca juga: Yuk Coba Buat Hidangan Lobster Mentai di Rumah
Berikut bahan pengawet alami yang aman dikonsumsi:
- Bawang Putih selain sebagai bumbu dapur, bawang putih ternyata sangat efektif sebagai pengawet. Hal ini disebabkan karena bawang putih dapat menghambat pertumbuhan khamir dan bakteri. Kandungan allicin di dalam bawang putih sangat efektif mematikan bakteri gram positif dan gram negatif.
- Garam sejak zaman dulu, garam menjadi bahan pengawet makanan. Selain mengawetkan makanan, garam juga memberi rasa sedap. Pasalnya, kandungan klorida dalam garam dipercaya bisa membunuh tumbuhnya mikroorganisme, menyerap air pada makanan dan mencegah makanan cepat busuk atau basi.
- Lemon mengandung asam askorbat yang dapat menjadi antioksidan bagi makanan. Sedangkan, kandungan asam sitratnya yang tinggi berperan sebagai antibakteri alami. Kedua kandungan ini membuat lemon sangat cocok dijadikan bahan alami untuk mengawetkan makanan.
- Gula selain memberikan rasa, gula pasir juga berfungsi sebagai pengawet. Sama halnya dengan garam, sifat gula pasir adalah higroskopis atau menyerap air sehingga sel-sel bakteri akan dehidrasi dan akhirnya mati. Penggunaan gula sebagai pengawet, lazim disebut dengan istilah penggulaan.
- Cuka mengandung sekitar 5 % asam asetat, cuka dipercaya mampu membunuh bakteri dan segala mikroba yang membuat makanan cepat busuk. Biasanya, makanan yang akan diawetkan dengan cuka akan dicuci dengan cuka dan disimpan di tempat yang bersuhu rendah.
- Seledri (Apium graveolens L.) merupakan sayuran yang mengandung senyawa antibakteri berupa flavonoid,atanin, apiin dan saponin. Selain senyawa antibakteri, seledri juga merupakan sayuran hijau yang berkontribusi atas kandungan nitrat yang tinggi, dimana nitrat biasa digunakan dalam proses curing terhadap produk hewani. Berdasarkan penelitian dan review yang telah dilakukan diketahui bahwa berdasarkan senyawa-senyawa antimikroba yang terkandung dalam seledri menjadikan seledri berpotensi untuk ditambahkan sebagai bahan pengawet alami terhadap produk pangan yang juga dapat meningkatkan karakteristik produk seperti senyawa apiin yang terkandung dapat memberikan kesan aromatik pada produk.
- Kulit batang kayu manis digunakan sebagai bahan pengawet makanan karena memiliki aktivitas antimikroba, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Kandungan senyawa kulit batang kayu manis, yaitu minyak atsiri terutama golongan cinnamaldehyde, polifenol dan saponin yang bersifat bakterisida dan fungisida.
Baca juga: Cobalah Membuat Kari Seafood Jepang dengan Resep Mudah Ini