makanansehat.co.id - Produksi sorgum di Indonesia telah meningkat akhir-akhir ini karena potensi hasil panennya yang tinggi dan keserbagunaannya sebagai tanaman pangan, pakan, dan bahan bakar. Indonesia merupakan produsen sorgum terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan Nigeria. Sebagian besar produksi sorgum Indonesia digunakan untuk pakan ternak (sapi/unggas), terutama untuk sektor peternakan yang sedang berkembang di Indonesia. Namun, sorgum juga dapat digunakan sebagai tanaman pangan atau untuk produksi bahan bakar nabati.
Baca juga: Sorgum, Tanaman Alternatif Pengganti Beras dan Gandum
Sorgum merupakan tanaman yang tahan terhadap kekeringan dan sangat cocok dengan kondisi lahan kering di Indonesia, dan umumnya ditanam di daerah lahan kering di Indonesia, seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Pengembangan perkebunan sorgum diarahkan pada lahan kering/marginal dan juga dapat memanfaatkan lahan bekas tambang, perhutanan sosial dengan Perhutani, dan tumpang sari di lahan PTPN. Lahan marginal di Indonesia yang mencapai sekitar 38,7 juta hektar dapat dimanfaatkan untuk produksi sorgum.
Pemerintah Indonesia telah menyadari potensi sorgum sebagai pengganti jagung, dan dengan adanya larangan impor jagung oleh pemerintah, maka para petani atau industri pakan harus mensubstitusi jagung dengan bahan lain seperti sorgum. Pada tahun 2018, Indonesia mengimpor 151 kg sorgum dengan nilai impor sebesar US$ 77. Hal ini menunjukkan bahwa sorgum mulai dilirik dan menjadi peluang untuk dikembangkan di masa depan.
Untuk memastikan produktivitas sorgum di Indonesia, diperlukan pengelolaan dan input yang tepat. Hal ini mencakup pemilihan varietas sorgum yang tepat, penerapan praktik penaburan benih dan panen yang baik, serta penyediaan nutrisi dan air yang dibutuhkan tanaman. Penguatan penelitian dan pengembangan teknologi untuk produksi sorgum juga sangat penting, terutama dalam penguasaan teknologi produksi sorgum dan pengembangan praktik budidaya yang sesuai untuk lahan kering/marjinal.
Baca juga: Sorgum: Mengenal Varietasnya di Indonesia, Ada Sorgum Manis
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas sorgum di Indonesia, seperti sorgum merupakan tanaman yang toleran terhadap kekeringan dan sangat cocok dengan kondisi lahan kering di Indonesia. Namun, kondisi cuaca yang ekstrim seperti curah hujan yang tinggi atau kemarau yang berkepanjangan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil panen sorgum.
Pengelolaan hama dan penyakit yang tepat sangat penting untuk menjaga produktivitas sorgum. Hama dan penyakit seperti penggerek batang, penyakit busuk daun, dan antraknosa dapat menyebabkan kehilangan hasil yang signifikan.
Selain itu, kualitas benih yang digunakan untuk penanaman dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil panen sorgum. Menggunakan benih berkualitas tinggi yang tahan terhadap hama dan penyakit dapat membantu meningkatkan produktivitas. Hal ini juga didukung dengan praktik manajemen pertanian yang tepat seperti penanaman tepat waktu, jarak tanam yang tepat, dan pemupukan yang memadai dapat membantu meningkatkan produktivitas sorgum.
Permintaan sorgum di pasar dapat memengaruhi produktivitas sorgum. Jika permintaan tinggi, petani dapat termotivasi untuk meningkatkan produksi mereka, yang dapat menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi.
Baca juga: Sorgum: 8 Fakta Menarik Alternatif Pengganti Beras
Sebagai kesimpulan, ada beberapa faktor yang memengaruhi produktivitas sorgum di Indonesia, termasuk ketersediaan air, kualitas tanah, iklim, pengelolaan hama dan penyakit, kualitas benih, praktik manajemen pertanian, dan permintaan pasar. Manajemen dan input yang tepat diperlukan untuk memastikan produktivitas sorgum di Indonesia.